Subnetting
Subnet mask adalah istilah teknologi informasi dalam bahasa Inggris yang mengacu kepada angka biner 32-bit yang digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID dan menunjukkan letak suatu host.
Mendefinisikan penggunaan sebuah subnet mask yang disebut juga sebagai sebuah address mask adalah sebuah nilai 32-bit yang digunakan untuk membedakan network identifier dari host identifier di dalam sebuah alamat IP.
Bit-bit subnet mask yang didefinisikan, adalah sebagai berikut:
1. Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh network identifier diset ke nilai 1.
2. Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh host identifier diset ke nilai 0.
Berikut ini adalah subnet mask yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting:
1.
Untuk kelas A subnet mask yang digunakan adalah : 255.128.0.0,
255.192.0.0, 255.224.0.0, 255.240.0.0, 255.248.0.0, 255.252.0.0,
255.254.0.0
2. Untuk kelas B subnet mask yang digunakan adalah : 255.255.128.0, 255.255.192.0, 255.255.224.0, 255.255.240.0, 255.255.248.0, 255.255.252.0, 255.255.254.0, 255.255.255.0
3. Untuk kelas C subnet mask yang digunakan adalah : 255.255.255.128, 255.255.255.192, 255.255.255.224, 255.255.255.240, 255.255.255.248, 255.255.255.252
Network ID
Network Identifier/NetID atau Network Address (alamat jaringan) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat jaringan di mana host berada. Untuk menentukan network identifier dari sebuah alamat IP dengan menggunakan sebuah subnet mask tertentu, dapat dilakukan dengan menggunakan sebuah operasi matematika, yaitu dengan menggunakan operasi logika perbandingan AND (AND comparison). Di dalam sebuah AND comparison, nilai dari dua hal yang diperbandingkan akan bernilai true hanya ketika dua item tersebut bernilai true dan menjadi false jika salah satunya false. Dengan mengaplikasikan prinsip ini ke dalam bit-bit, nilai 1 akan didapat jika kedua bit yang diperbandingkan bernilai 1, dan nilai 0 jika ada salah satu di antara nilai yang diperbandingkan bernilai 0.
Cara ini akan melakukan sebuah operasi logika AND comparison dengan menggunakan 32-bit alamat IP dan dengan 32-bit subnet mask, yang dikenal dengan operasi bitwise logical AND comparison. Hasil dari operasi bitwise alamat IP dengan subnet mask itulah yang disebut dengan network identifier.
Contoh:
Alamat IP 10000011 01101011 10100100 00011010 (131.107.164.026)
Subnet Mask 11111111 11111111 11110000 00000000 (255.255.240.000)
---------------------------------------------------------------AND
Network ID 10000011 01101011 10100000 00000000 (131.107.160.000)
2. Untuk kelas B subnet mask yang digunakan adalah : 255.255.128.0, 255.255.192.0, 255.255.224.0, 255.255.240.0, 255.255.248.0, 255.255.252.0, 255.255.254.0, 255.255.255.0
3. Untuk kelas C subnet mask yang digunakan adalah : 255.255.255.128, 255.255.255.192, 255.255.255.224, 255.255.255.240, 255.255.255.248, 255.255.255.252
Network ID
Network Identifier/NetID atau Network Address (alamat jaringan) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat jaringan di mana host berada. Untuk menentukan network identifier dari sebuah alamat IP dengan menggunakan sebuah subnet mask tertentu, dapat dilakukan dengan menggunakan sebuah operasi matematika, yaitu dengan menggunakan operasi logika perbandingan AND (AND comparison). Di dalam sebuah AND comparison, nilai dari dua hal yang diperbandingkan akan bernilai true hanya ketika dua item tersebut bernilai true dan menjadi false jika salah satunya false. Dengan mengaplikasikan prinsip ini ke dalam bit-bit, nilai 1 akan didapat jika kedua bit yang diperbandingkan bernilai 1, dan nilai 0 jika ada salah satu di antara nilai yang diperbandingkan bernilai 0.
Cara ini akan melakukan sebuah operasi logika AND comparison dengan menggunakan 32-bit alamat IP dan dengan 32-bit subnet mask, yang dikenal dengan operasi bitwise logical AND comparison. Hasil dari operasi bitwise alamat IP dengan subnet mask itulah yang disebut dengan network identifier.
Contoh:
Alamat IP 10000011 01101011 10100100 00011010 (131.107.164.026)
Subnet Mask 11111111 11111111 11110000 00000000 (255.255.240.000)
---------------------------------------------------------------AND
Network ID 10000011 01101011 10100000 00000000 (131.107.160.000)
Host ID
Host
Identifier/HostID atau Host address (alamat host) yang digunakan khusus
untuk mengidentifikasikan alamat host (dapat berupa workstation, server
atau sistem lainnya yang berbasis teknologi TCP/IP) di dalam jaringan.
Nilai host identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255 dan harus bersifat
unik di dalam network identifier/segmen jaringan di mana jaringan itu
berada.
Broadcast
Bit–bit dari network ID maupun Host ID tidak boleh semuanya berupa angka biner 0 dan 1. Jika host ID semua berupa angka biner 0, IP address ini merupakan alamat network dari jaringan yang bersangkutan. Jika host ID semuanya berupa angka biner 1, maka IP address ini ditujukan untuk semua host di dalam jaringan yang bersangkutan yang dipergunakan untuk mengirim pesan (broadcast) kepada semua host yang ada di dalam jaringan.
Penulisan alamat broadcast untuk masing–masing kelas IP address xxx.yyy.zzz.www adalah sebagai berikut:
kelas A, default broadcastnya xxx.yyy.255.255
kelas B, default broadcastnya xxx.yyy.zzz.255
kelas C, alamat broadcastnya xxx.yyy.zzz.www
Broadcast
Bit–bit dari network ID maupun Host ID tidak boleh semuanya berupa angka biner 0 dan 1. Jika host ID semua berupa angka biner 0, IP address ini merupakan alamat network dari jaringan yang bersangkutan. Jika host ID semuanya berupa angka biner 1, maka IP address ini ditujukan untuk semua host di dalam jaringan yang bersangkutan yang dipergunakan untuk mengirim pesan (broadcast) kepada semua host yang ada di dalam jaringan.
Penulisan alamat broadcast untuk masing–masing kelas IP address xxx.yyy.zzz.www adalah sebagai berikut:
kelas A, default broadcastnya xxx.yyy.255.255
kelas B, default broadcastnya xxx.yyy.zzz.255
kelas C, alamat broadcastnya xxx.yyy.zzz.www
Penghitungan Subnetting
Pada hakekanya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar pada masalah, yaitu jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat broadcast, host awal dan host akhir.
1. Jumlah Subnet
Jumlah subnet bisa dihitung menggunakan rumus :
Jumlah subnet = 2x
Dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask untuk kelas C, 2 oktet terakhir untuk kelas B dan 3 oktet terakhir untuk kelas A.
2. Jumlah Host per Subnet
Jumlah host per subnet bisa dihitung menggunakan rumus :
Jumlah host per subnet = 2y – 2
Dimana y adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet mask untuk kelas C, 2 oktet terakhir untuk kelas B dan 3 oktet terakhir untuk kelas A.
3. Blok Subnet
Blok Subnet bisa dihitung menggunakan rumus :
Blok subnet = 256 – N
Dimana N adalah nilai terakhir subnet mask.
4. Alamat Broadcast
Alamat broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
5. Host awal dan Host akhir
Host awal adalah 1 angka di depan blok subnet yang dipakai pada IP address tersebut, sedangkan host akhir adalah 1 angka sebelum alamat broadcast.
Pada hakekanya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar pada masalah, yaitu jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat broadcast, host awal dan host akhir.
1. Jumlah Subnet
Jumlah subnet bisa dihitung menggunakan rumus :
Jumlah subnet = 2x
Dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask untuk kelas C, 2 oktet terakhir untuk kelas B dan 3 oktet terakhir untuk kelas A.
2. Jumlah Host per Subnet
Jumlah host per subnet bisa dihitung menggunakan rumus :
Jumlah host per subnet = 2y – 2
Dimana y adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet mask untuk kelas C, 2 oktet terakhir untuk kelas B dan 3 oktet terakhir untuk kelas A.
3. Blok Subnet
Blok Subnet bisa dihitung menggunakan rumus :
Blok subnet = 256 – N
Dimana N adalah nilai terakhir subnet mask.
4. Alamat Broadcast
Alamat broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
5. Host awal dan Host akhir
Host awal adalah 1 angka di depan blok subnet yang dipakai pada IP address tersebut, sedangkan host akhir adalah 1 angka sebelum alamat broadcast.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar