OB Van dan SNG Van
OBVan dan SNGVan adalah dua jenis mobil modifikasi untuk
broadcasting yang serupa tapi tak sama kegunaannya. OB Van adalah
outdoor broadcasting Van. Dalam OB Van tersedia sarana siar lengkap
layaknya studio in-house sebuah stasiun TV atau Radio. Dalam OB Van
tersedia Mixer Video, Mixer Audio, Monitor monitor, speaker, Tally kit,
Intercom, Kamera dan teleprompter, non linear editing (nle), linear
editing kit serta tentunya Microwave Link atau VHF Link untuk
menghubungkan ke Master Control Room sebuah stasiun. Bisa dikatakan OB
Van adalah sebuah studio berjalan (mobile studio) dengan peralatan yang
lengkap untuk produksi sebuah siaran.
Ukuran OB Van relatif lebih besar daripada SNG Van. Untuk OB Van
Audio Visual bianya memakai truk 3/4 atau yang lebih besar sebagai
platformnya. Truk ini dibuatkan body kit karoseri semacam bus yang
didalamnya terdapat peralatan studio siaran. Sedang bagian atas truk
dipakai alat penghubung ke stasiun pusat, baik melalui microwave link,
vhf link, satcom (satellite communication) ataupun gsm cdma 3G live.
Beberapa Instansi semisal Polri atau Angkatan Darat, dan Stasiun semisal
SCTV dan RCTI mempunyai OB Van besar dengan memakai Truk Trailer 22
roda. Pada Polri atau TNI OBVan ini difungsikan sebagai mobile command
center (conmob) yag dipakai untuk teleconferensi audio video atau
komunikasi audio video dua arah (bolak-balik)
SNG + OB Van TV lokal Kaltim
Sedangkan SNG Van adalah singkatan dari satellite news gathering.
Dalam SNG peralatan yang dibawa juga lebih sedikit dan sederhana. Yaitu
Kamera broadcast yg dilengkapi wireless mic untuk reporter dan shotgun
mic, encoder, satellite modem, hpa atau sspa dan parabola untuk pemancar
dan penerima sinyal satelit. Encoder berfungsi untuk mengubah sinyal
video menjadi sinyal digital yang dapat diterima modem. Bila dalam SNG
mempunyai beberapa kamera atau VTR (video tape recorder), maka
diperlukan router dan laptop untuk mengatur sinyal ke modem. Dari modem
sinyal diperkuat melalui hpa (high power unit) atau sspa (solid state
power unit) dan dipancarkan ke satelit. Dari satelit ini (semisal palapa
atau telkom) kemudian dipancarkan balik ke stasiun utama dan kemudia
disiarkan ke masyarakat luas.
Keperluan listrik untuk SNG Van ini relatif kecil. Hanya pada kisaran
2500watt sampai 5000watt saja. Dengan demikian mobil yang dipakai
relatif kecil, semisal platform minibus atau microbus. Contohnya adalah
innova, carry, apv, hilux atau L200. Dibandingkan dengan OB Van, yang
butuh listrik sd 15000watt dan tentunya mobil sekelas truk atau bis.
SNG Test Signal Trial (Jakarta)
Di Indonesia, hanya RRI yang memiliki SNG Van. SNG Van ini biasanya
disandingkan dengan OB Van mereka ketika siaran dari luar studio. Sedang
stasiun radio lain hanya mempunyai OB Van yang dikoneksikan ke stasiun
utama melalui pemancar uhf atau vhf. Bahkan seringkali peralatan outdoor
broadcasting untuk radio berupa Carrying Case (koper) yang berisi
mixer, mic, headphone dan pemancar mini.
SNG + OB Van RRI (Voice only, no Visual)
Dewasa ini telah berkembang pula teknologi 3G live sebagai alternatif
Outdoor Broadcasting Audio Video. Alatnya kecil (sebesar telpon
genggam) dan ditempatkan di v-mount battery camera. Alat ini beroperasi
melalui gelombang 3G gsm (hspda atau hsupa), wcdma atau cdma evdo. Hanya
saja mutunya masih dibawah SNG mengingat 3G hanya mentransfer 1.200kbps
dibandingkan dengan SNG 16.000kbps.
Interior OB Van Kaltim
RRI dan TVRI telah memulai teknologi uplink downlink sejak era
satelit Palapa masih Analog. Palapa Indonesia adalah pemakai pertama
transponder C-Band buatan USA. Sebelumnya USA hanya memakai Ku-Band dan
C-Band hanya dipakai Sovyet (rusia). Untuk menghormati Indonesia maka
gelombang uplink downlink C-Band satelit yang dibuat Amerika akhirnya
dinamai C-Band Palapa. RCTI, SCTV, MNCTV, ANTEVE, TRANS TV, TRANS7,
INDOSIAR, TV ONE, GLOBAL TV, Metro TV, Spacetoon, MHTV, dan HCTV di
audio video serta Elshinta, 68H, SSFM dan Radio Dangdut di audio, telah
memanfaatkan Jasa Palapa dan Telkom.
Dewasa ini carrier stream transponder dari Satelit Palapa dan Satelit
Telkom, tidak hanya dipakai komunikasi audio dan audio visual (audio
video) saja, tetapi juga secara extensive dan intensif dipakai untuk
komunikasi Data Digital dari modem satelit. Palapa dan Telkom kini telah
mengkover wilayah mulai dari bagian timur india sampai ujung timur
Australia dan Papua Nugini. Sedang dibagian utara mulai dari China
sampai dengan Selandia Baru. Dimana Negara Negara ASEAN seperti
Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Vietnam, Filipina,
Kamboja, Thailand, Laos dan Myanmar termasuk didalamnya. Hanya saja bila
di era tahun 60an sampai 80an, Palapa adalah satu-satunya satelit yang
ada, dewasa ini telah ada beberapa satelit dari singapura dan Thailand
yang juga mempunyai orbit diatas garis khatulistiwa. Tepatnya di garis
katulistiwa Indonesia.
Indonesia juga dikenal mempunyai Pemancar Transmitter dan Transposer
terrestrial (bumi, ground to ground) terbanyak di Asia. Selain
keunggulan aerial dari jumlah satelit yang mempunyai orbit di
katulistiwa. Wilayah yang luas dan jumlah Penduduk yang berlimpah,
membuat Indonesia adalah pasar terbaik bagi Industri telekomunikasi. Di
Indonesia mengudara ribuan stasiun televise dan radio. Indonesia juga
mempunyai penetrasi pasar pelanggan handphone dan operator seluler
melebihi 160juta user. Suatu jumlah yang tidak akan bisa dikejar Negara
ASEAN manapun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar