Topologi Star
Tujuan
§
Mempraktekkan simulasi topologi star.
§
Memahami konsep topologi star setelah membuatnya.
Landasan Teori
Setiap sentral
(server, workstation dan peripheral) pada topologi star terhubung secara
langsung ke pusat jaringan/terminal pusat yang dapat berupa hub/switch)
Tools
Packet Tracer 5.0
Membuat Simulasi Jaringan Topologi Star
Kita akan membuat simulasi
jaringan topologi star. Setiap node yang ada dalam topologi star terhubung ke
sebuah switch.
Gambar 1.1: Skema Topologi Star
Langkah kerja:
1.
Siapkan sebuah switch jenis 2950-24 kemudian siapkan 12 unit PC
mengelilingi switch tersebut.
2.
Hubungkan masing-masing PC ke switch dengan automatic connection.
3. Konfigurasi masing-masing PC
dengan IP yang seragam (dalam network yang sama) dan unik. Misalnya, dari
’10.0.0.2’ sampai ’10.0.0.13’. Subnetmask ’255.255.255.0’.
Caranya klik salah satu PC, pilih tab Desktop, IP Configuration. Kemudian isikan IP Address dan Subnet Mask-nya. Lakukan juga pada PC lainnya.
Caranya klik salah satu PC, pilih tab Desktop, IP Configuration. Kemudian isikan IP Address dan Subnet Mask-nya. Lakukan juga pada PC lainnya.
Gambar 1.2: Konfigurasi IP Address pada PC
4.
Setelah itu ping dari setiap PC ke PC lainnya lewat command line. Caranya
klik salah satu PC, Desktop, Command Prompt. Kemudian ketik ‘ping <IP
Address PC tujuan>’ misalnya ‘ping 10.0.0.3’. Jika terdapat reply, berarti
PC sudah saling terhubung.
Gambar 1.3: Ping
Kesimpulan
Pada topologi star terdapat
terminal pusat dimana semua node terhubung pada terminal pusat ini. Topologi
star cukup sederhana dan mudah untuk diimplementasikan.
Local Area Network (LAN)
Tujuan
§
Mempraktekkan simulasi LAN.
§
Mengetahui manfaat LAN.
Landasan Teori
Local Area Network
merupakan jaringan milik 1 organisasi/perorangan/kampus. LAN menghubungkan antar
komputer atau workstation untuk memakai bersama sumberdaya dan saling bertukar
informasi.
Tools
Packet Tracer 5.0
Membuat Simulasi Local Area Network
Gambar 2.1: Skema LAN
Kita akan membuat simulasi
LAN dimana di dalamnya terdapat server, PC, printer, dan sumberdaya lainnya.
Pada gambar 2, penggunaan Cloud-PT bertujuan untuk menghubungkan jaringan yang
ada di luar. Untuk sementara ini, Cloud-PT tidak diaktifkan.
Langkah kerja:
1.
Siapkan semua device yang dibutuhkan untuk jaringan seperti yang
ditunjukkan pada gambar 2 di atas. Terdiri dari Server-PT, PC-PT, Switch
2950-24, Router 2811, Cloud-PT, AccessPoint-PT, Wireless PC, Wireless Printer,
IP Phone 7960, dan Printer-PT.
2.
Hubungkan setiap device dengan automatic connection kecuali device yang
nirkabel. Hubungkan seperti pada gambar yang diberikan.
3.
Pada jaringan ini, kita menggunakan Network ’10.0.0.0/24’. Berarti subnetmask-nya
adalah ’255.255.255.0’. Default Gateway ’10.0.0.1’. IP DNS Server yang dipakai
adalah ’10.0.0.2’. Kemudian konfigurasi IP pada masing-masing PC, Server, dan
Printer. Jangan lupa untuk melakukan konfigurasi terhadap router. Juga jangan
lupa isi Default Gateway dan DNS Server pada konfigurasi IP Address PC.
Gambar 2.2: Contoh Konfigurasi Router
4.
Untuk server, jika perlu, ubah script HTML-nya agar mudah dikenali saat
dipanggil lewat web browser.
5.
Untuk PC nirkabel dan printer nirkabel, jika access point menggunakan
WEP jangan lupa untuk memasukkan key yang tepat pada konfigurasinya. Karena
jika key-nya tidak sesuai, maka device tidak dapat terhubung dengan access
point. SSID juga harus sama dengan yang ada pada access point.
Gambar 2.3: Konfigurasi Access Point
Gambar 2.4: Contoh Konfigurasi pada Wireless PC
Gambar 2.5: Contoh Konfigurasi pada Wireless
Printer
6.
Pada DNS, tambahkan domain name ‘www.dns.net’ dengan IP Address
’10.0.0.2’. Kemudian tambahkan juga domain name ‘www.web.net’ dengan IP Address
yang sesuai dengan server ‘Web’.
Gambar 2.6: Contoh Konfigurasi DNS
7.
Lakukan ping dari setiap PC ke setiap device dan pastikan semuanya
terhubung dengan baik. Ping juga setiap sumberdaya seperti printer dan IP Phone.
Jika berhasil, berarti sumberdaya telah terhubung dan dapat digunakan dalam
jaringan. Kemudian coba buka ‘http://www.dns.net’ dan ’http://www.web.net’
lewat web browser masing-masing PC (Desktop → Web Browser). Jika tampil
halaman web berarti sudah berjalan dengan baik. Jika tidak ditemukan, coba
periksa kembali konfigurasi IP dan DNS Server.
Gambar 2.7: Memanggil Halaman Web Server
Kesimpulan
Local Area Network
memungkinkan penggunaan sumberdaya secara bersama-sama dalam satu jaringan
sehingga lebih efisien karena satu sumberdaya dapat digunakan oleh banyak PC.
IPv4 (IP version 4)
Tujuan
§
Memahami IPv4.
§
Mempelajari implementasi IPv4 pada jaringan.
Landasan Teori
IPv4 ditulis sebagai 4
kelompok angka desimal yang dipisahkan oleh tanda titik. Setiap kelompoknya
terdiri dari 8 bit (dengan range 0~255) sehingga IPv4 terdiri dari 32 bit.
xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx
Nilai x bisa saja ’0’
atau ’1’.
Contoh IPv4:
192.168.0.7
10.0.0.3
172.16.0.2
IPv4 dibagi menjadi
beberapa kelas:
a.
Kelas A
0xxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx (0.0.0.0 ~ 127.255.255.255).
Netmask: 255.0.0.0
0xxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx (0.0.0.0 ~ 127.255.255.255).
Netmask: 255.0.0.0
b.
Kelas B
10xxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx (128.0.0.0 ~ 191.255.255.255).
Netmask: 255.255.0.0
10xxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx (128.0.0.0 ~ 191.255.255.255).
Netmask: 255.255.0.0
c.
Kelas C
110xxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx (192.0.0.0 ~ 223.255.255.255).
Netmask: 255.255.255.0
110xxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx (192.0.0.0 ~ 223.255.255.255).
Netmask: 255.255.255.0
d.
Kelas D
1110xxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx (224.0.0.0 ~ 239.255.255.255).
1110xxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx (224.0.0.0 ~ 239.255.255.255).
e.
Kelas E
1111xxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx (240.0.0.0 ~ 255.255.255.255).
1111xxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx (240.0.0.0 ~ 255.255.255.255).
Kelas A, B, dan C di-publish
untuk umum. Kelas D digunakan untuk pengalamatan multicast. Kelas E digunakan
untuk pengalamatan reasearch IETF.
Netmask digunakan
untuk membedakan antara ‘network address’ dengan ‘host’ dimana kelompok yang
bernilai ’0’ adalah untuk host dan kelompok yang bernilai ‘255’ digunakan untuk
network address.
Selain itu, perlu
diketahui bahwa pada setiap subnet di kelas A, B, dan C terdapat Network ID dan
broadcast. Network ID memiliki alamat IP dimana oktet keempatnya bernilai ‘0’ (xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.00000000)
sedangkan broadcast memiliki alamat IP dimana oktet keempatnya bernilai ‘255’ (xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.11111111).
Tools
Packet Tracer 5.0
Implementasi IPv4 pada Jaringan
Gambar 3.1: Skema Jaringan
Langkah kerja:
1.
Siapkan 1 router 2811, 2 switch 2950-24, 6 PC-PT kemudian susun seperti
gambar 3.
2.
Hubugkan device seperti pada gambar 3 dengan menggunakan automatic connection.
3.
Kelas IPv4 yang akan digunakan adalah kelas C dengan subnetmask
‘255.255.255.0’. Kita akan menghubungkan 2 network yang berbeda dengan
menggunakan router. Network yang kita gunakan adalah ‘192.168.0.0/24’ dan
‘192.168.1.0/24’. Sekedar informasi, ‘/24’ setelah IP menandakan bit masking-nya
adalah 24-bit (11111111.11111111.11111111.00000000 atau 255.255.255.0).
4.
Konfigurasi IP masing-masing PC pada masing-masing jaringan. Gunakan
default gateway ’192.168.0.1’ dan ’192.168.1.1’ pada masing-masing PC dengan
network yang tepat. Gunakan subnetmask ‘255.255.255.0’.
5.
Konfigurasi IP masing-masing interface router sesuai dengan default
gateway dari network yang terhubung pada masing-masing interface router.
6.
Lakukan perintah ‘ping’ antar PC dan pastikan semua PC saling terhubung
dengan baik. Jika terhubung dengan baik, maka konfigurasi jaringan sudah benar.
7.
Sekarang kita akan menguji penggunaan address pada host dimana kelompok
bit terakhir bernilai ‘0’ (Network ID) dan ‘255’ (Broadcast). Pilih salah satu
PC misalnya PC yang IP Address-nya ‘192.168.0.2/24’. Coba ubah IP Address-nya
menjadi ‘192.168.0.0’ atau ‘192.168.0.255’.
Gambar 3.2: Menggunakan Network ID sebagai Alamat
Host
Gambar 3.3: Menggunakan Broadcast sebagai Alamat
Host
8.
Maka akan muncul pesan error seperti gambar 3.4 yang mengatakan bahwa
alamat IP yang dimasukkan tidak valid.
Gambar 3.4: Pesan Error (Invalid IP)
Kesimpulan
IPv4 terdiri dari 4
kelompok dimana setiap kelompok terdiri dari 8 bit (0-255) sehingga semuanya
berjumlah 32 bit. Address dimana kelompok bit terakhirnya ‘0’ dan ‘255’ tidak
dapat digunakan untuk pengalamatan host karena digunakan sebagai Network ID dan
Broadcast.
Internetworking (Part 1)
Tujuan
§
Memahami apa itu internetwork.
§
Mempraktekkan simulasi internetwork.
Landasan Teori
Pengertian dari
internetwork adalah interkoneksi (hubungan komponen sistem) dalam suatu
jaringan tertentu. Misalnya pada kampus atau perusahaan.
Tools
Packet Tracer 5.0
Membuat Simulasi internetwork
Pada bagian ini, kita
akan membuat simulasi jaringan yang terdiri dari 4 network dimana keempat
network ini dihubungkan dengan router. Salahsatu network digunakan untuk
jaringan server.
Gambar 4: Skema Jaringan
Langkah kerja:
1.
Siapkan 1 router 2811, 4 switch 2950-24, 9 PC-PT, dan 2 Server-PT.
2.
Tentukan alamat untuk masing-masing network.
10.0.0.0/24 : untuk jaringan server. Default gateway ‘10.0.0.1’.
172.16.0.0/24 : untuk jaringan PC. Default gateway ‘172.16.0.1’.
172.17.0.0/24 : untuk jaringan PC. Default gateway ‘172.17.0.1’.
172.18.0.0/24 : untuk jaringan PC. Default gateway ‘172.18.0.1’.
10.0.0.0/24 : untuk jaringan server. Default gateway ‘10.0.0.1’.
172.16.0.0/24 : untuk jaringan PC. Default gateway ‘172.16.0.1’.
172.17.0.0/24 : untuk jaringan PC. Default gateway ‘172.17.0.1’.
172.18.0.0/24 : untuk jaringan PC. Default gateway ‘172.18.0.1’.
3.
Tentukan IP untuk server DNS. Di sini kita gunakan ’10.0.0.2’.
4.
Hubungkan dengan automatic connection sesuai dengan gambar 4.
5.
Konfigurasi IP setiap PC sesuai dengan masing-masing network. Jangan
lupa dengan Subnetmask, Default Gateway, dan DNS Server-nya. DNS Server telah
kita tentukan sebelumnya yakni ’10.0.0.2’.
6.
Pilih salah satu Server-PT. Ganti labelnya dengan nama ‘DNS’.
Konfigurasi IP dengan IP Address ’10.0.0.2’, Subnetmask dengan ’255.255.255.0’,
Default Gateway dengan ’10.0.0.1’. Tambahkan domain name ‘www.dns.net’ dengan
IP Address ’10.0.0.2’. Tambahkan domain name ‘www.web.net’ dengan IP Address
’10.0.0.3’. Jika perlu, ubah script HTML-nya agar mudah dikenali saat dipanggil
lewat web browser.
7.
Pilih Server-PT berikutnya. Ganti labelnya dengan nama ‘Web’.
Konfigurasi IP dengan IP Address ’10.0.0.3’, Subnetmask dengan ’255.255.255.0’,
Default Gateway dengan ’10.0.0.1’. Jika perlu, ubah script HTML-nya agar mudah
dikenali saat dipanggil lewat web browser.
8.
Konfigurasi IP masing-masing interface router sesuai dengan default
gateway dari network yang terhubung pada masing-masing interface router. Pada
RIP Routing, tambahkan network address berikut:
10.0.0.0
172.16.0.0
172.17.0.0
172.18.0.0
10.0.0.0
172.16.0.0
172.17.0.0
172.18.0.0
9.
Lakukan ping pada setiap PC ke server dan PC lainnya untuk memeriksa
apakah semua sudah terhubung dengan baik. Jika semua sudah terhubung dengan
baik coba buka web browser pada salahsatu PC kemudian panggil ‘http://www.dns.net’
dan ‘http://www.web.net’. Jika tampil halaman web, berarti sudah berjalan
dengan baik.
Kesimpulan
Pada internetwork, dua
atau lebih jaringan dihubungkan oleh router. Paket-paket yang dikirimkan oleh
suatu jaringan yang tergabung dalam internetwork akan diteruskan oleh router
dengan proses routing ke jaringan tujuan.
Internetworking (Part 2)
Tujuan
§
Memahami tentang static routing.
§
Mempraktekkan simulasi static routing.
Landasan Teori
Static routing
merupakan suatu cara merutekan data pada jaringan dengan jalur yang tetap. Pada
routing table ditentukan suatu ‘next hop’ yakni alamat interface router dimana
data yang dikirim ke jaringan lain akan dioper ke router ini untuk selanjutnya di-forward
atau dioper kembali ke router tetangganya hingga sampai ke jaringan tujuan.
Tools
Packet Tracer 5.0
Simulasi Static
Routing
Pada bagian ini kita
akan mempraktekkan cara static routing. Pada static routing kita harus
menentukan alamat interface lompatan untuk menuju ke network tujuan.
Perhatikan skema
jaringan pada gambar 5.1.
Gambar 5.1: Skema Jaringan
Dari skema pada gambar
5.1, terdapat network yang terhubung secara tidak langsung. Untuk itu, perlu
didefinisikan alamat interface lompatan pada router untuk menghubungkannya agar
bisa berkomunikasi.
Pertama-tama, kita
buat tabel hubungan antar network berdasarkan gambar 5.1 seperti berikut ini:
Network asal
|
Network tujuan
|
Lompatan
|
Router
|
192.168.0.0
|
192.168.1.0
|
Langsung
|
Router0
|
192.168.0.0
|
192.168.2.0
|
Langsung
|
Router0
|
192.168.0.0
|
192.168.3.0
|
via 192.168.2.2
|
Router0
|
192.168.0.0
|
192.168.4.0
|
via 192.168.2.2
|
Router0
|
192.168.0.0
|
192.168.5.0
|
via 192.168.2.2
|
Router0
|
192.168.0.0
|
192.168.6.0
|
via 192.168.2.2
|
Router0
|
192.168.1.0
|
192.168.0.0
|
Langsung
|
Router0
|
192.168.1.0
|
192.168.2.0
|
Langsung
|
Router0
|
192.168.1.0
|
192.168.3.0
|
via 192.168.2.2
|
Router0
|
192.168.1.0
|
192.168.4.0
|
via 192.168.2.2
|
Router0
|
192.168.1.0
|
192.168.5.0
|
via 192.168.2.2
|
Router0
|
192.168.1.0
|
192.168.6.0
|
via 192.168.2.2
|
Router0
|
192.168.3.0
|
192.168.0.0
|
via 192.168.2.1
|
Router1
|
192.168.3.0
|
192.168.1.0
|
via 192.168.2.1
|
Router1
|
192.168.3.0
|
192.168.2.0
|
Langsung
|
Router1
|
192.168.3.0
|
192.168.4.0
|
Langsung
|
Router1
|
192.168.3.0
|
192.168.5.0
|
via 192.168.4.2
|
Router1
|
192.168.3.0
|
192.168.6.0
|
via 192.168.4.2
|
Router1
|
192.168.5.0
|
192.168.0.0
|
via 192.168.4.1
|
Router2
|
192.168.5.0
|
192.168.1.0
|
via 192.168.4.1
|
Router2
|
192.168.5.0
|
192.168.2.0
|
via 192.168.4.1
|
Router2
|
192.168.5.0
|
192.168.3.0
|
via 192.168.4.1
|
Router2
|
192.168.5.0
|
192.168.4.0
|
Langsung
|
Router2
|
192.168.5.0
|
192.168.6.0
|
Langsung
|
Router2
|
192.168.6.0
|
192.168.0.0
|
via 192.168.4.1
|
Router2
|
192.168.6.0
|
192.168.1.0
|
via 192.168.4.1
|
Router2
|
192.168.6.0
|
192.168.2.0
|
via 192.168.4.1
|
Router2
|
192.168.6.0
|
192.168.3.0
|
via 192.168.4.1
|
Router2
|
192.168.6.0
|
192.168.4.0
|
Langsung
|
Router2
|
192.168.6.0
|
192.168.5.0
|
Langsung
|
Router2
|
Dengan tabel ini, kita
akan lebih mudah untuk memahami hubungan antar network. Agar lebih mudah untuk
dijadikan acuan konfigurasi, tabel ini perlu diringkas. Berikut ini langkah-langkahnya:
1.
Hapus kolom network asal.
2.
Hapus baris network yang memiliki lompatan langsung.
3.
Pada router yang sama, network tujuan yang sama dan lompatan via yang
sama disatukan saja sehingga tidak terdapat duplikat.
4.
Kolom router pindahkan ke paling kiri.
Hasilnya seperti
berikut ini:
Router
|
Network tujuan
|
Lompatan
|
Router0
|
192.168.3.0
|
via 192.168.2.2
|
Router0
|
192.168.4.0
|
via 192.168.2.2
|
Router0
|
192.168.5.0
|
via 192.168.2.2
|
Router0
|
192.168.6.0
|
via 192.168.2.2
|
Router1
|
192.168.0.0
|
via 192.168.2.1
|
Router1
|
192.168.1.0
|
via 192.168.2.1
|
Router1
|
192.168.5.0
|
via 192.168.4.2
|
Router1
|
192.168.6.0
|
via 192.168.4.2
|
Router2
|
192.168.0.0
|
via 192.168.4.1
|
Router2
|
192.168.1.0
|
via 192.168.4.1
|
Router2
|
192.168.2.0
|
via 192.168.4.1
|
Router2
|
192.168.3.0
|
via 192.168.4.1
|
Selanjutnya tabel ini
dapat kita gunakan untuk acuan konfigurasi static routing.
Gambar 5.2: Static Routing pada Router0
Gambar 5.3: Static Routing pada Router1
Gambar 5.4: Static Routing pada Router2
Membuat simulasi
jaringan dengan static routing.
Langkah kerja:
1.
Susun sebuah jaringan seperti pada gambar 5.1.
2.
Tentukan network sesuai dengan informasi yang ada pada gambar 5.1.
3.
Seperti biasa, setting IP untuk masing-masing PC (xxx.xxx.xxx.2) dan interface
pada router (xxx.xxx.xxx.1 sebagai default gateway).
4.
Konfigurasi static routing pada router (ikuti tabel yang telah diringkas):
Router0 (gambar 5.2)
192.168.3.0/24 via 192.168.2.2
192.168.4.0/24 via 192.168.2.2
192.168.5.0/24 via 192.168.2.2
192.168.6.0/24 via 192.168.2.2
Router1 (gambar 5.3)
192.168.0.0/24 via 192.168.2.1
192.168.1.0/24 via 192.168.2.1
192.168.5.0/24 via 192.168.4.2
192.168.6.0/24 via 192.168.4.2
Router2 (gambar 5.4)
192.168.0.0/24 via 192.168.4.1
192.168.1.0/24 via 192.168.4.1
192.168.2.0/24 via 192.168.4.1
192.168.3.0/24 via 192.168.4.1
Router0 (gambar 5.2)
192.168.3.0/24 via 192.168.2.2
192.168.4.0/24 via 192.168.2.2
192.168.5.0/24 via 192.168.2.2
192.168.6.0/24 via 192.168.2.2
Router1 (gambar 5.3)
192.168.0.0/24 via 192.168.2.1
192.168.1.0/24 via 192.168.2.1
192.168.5.0/24 via 192.168.4.2
192.168.6.0/24 via 192.168.4.2
Router2 (gambar 5.4)
192.168.0.0/24 via 192.168.4.1
192.168.1.0/24 via 192.168.4.1
192.168.2.0/24 via 192.168.4.1
192.168.3.0/24 via 192.168.4.1
5.
Lakukan ping antar PC. Jika pesan yang muncul adalah ‘Destination host
unreachable’, berarti masih ada konfigurasi yang salah. Coba periksa kembali
static routing pada router dan pengalamatan pada node. Jika sudah ada reply
diikuti informasi byte yang terkirim dan TTL, maka network telah terhubung
dengan baik.
6.
Sekarang kita akan menguji apa yang akan terjadi jika salah satu network
tujuan tidak ditentukan routing-nya. Buka menu konfigurasi (config) Router0
kemudian pilih static. Hapus salahsatu network misalnya ‘192.168.3.0/24’.
Kemudian ping dari PC0 (192.168.0.2) ke PC2 (192.168.3.2). Terlihat bahwa hanya
ada reply dari Router0. Sekarang coba ping PC3 (192.168.5.2). Terlihat ada
reply dari PC3.
Gambar 5.5: Ping
Kesimpulan
Pada static routing,
hanya network tujuan yang telah ditentukan routing-nya atau yang terhubung
secara langsung yang bisa berkomunikasi. Sementara network tujuan yang tidak
ditentukan routing-nya tidak mampu berkomunikasi kecuali network tersebut
terhubung secara langsung. Oleh karena itu, setiap network yang tidak terhubung
secara langsung, perlu ditentukan routingnya agar bisa berkomunikasi.
Internetworking (Part 3)
Tujuan
§
Mempelajari routing dengan OSPF.
§
Mempraktekkan simulasi routing dengan OSPF.
Landasan Teori
OSPF (Open Shortest
Path First) merupakan protokol routing yang memerintahkan untuk mengirimkan link-state
advertisement (LSA) ke semua router yang berada di dalam area hierarki yang
sama. Router-router OSPF mengakumulasikan informasi link-state sehingga router-router
ini menggunakan algoritma SPF untuk menghitung jalur terpendek ke setiap node.
Tools
Packet Tracer 5.0
Routing dengan OSPF
Kita akan
mempraktekkan simulasi routing dengan OSPF.
Gambar 6.1: Skema Jaringan
Langkah Kerja:
1.
Siapkan Router 2811 dan PC-PT kemudian susun dan hubungkan seperti skema
pada gambar 6.1.
2.
Network yang akan kita gunakan adalah ‘192.168.0.0/24’ sampai ‘192.168.23.0/24’
3.
Konfigurasi IP Address masing-masing PC dan interface masing-masing
router sesuai dengan informasi yang ada pada skema jaringan pada gambar 6.1.
4.
Lakukan konfigurasi OSPF pada semua router melalui CLI. Caranya pilih
router yang ingin dikonfigurasi kemudian pilih tab CLI. Jika ada pesan ‘Press
RETURN to get started!’, tekan ENTER. Kemudian ketikkan perintah berikut:
enable
conf t
router ospf 100
network 192.168.0.0 0.255.255.255 area 0
enable
conf t
router ospf 100
network 192.168.0.0 0.255.255.255 area 0
Gambar 6.2: Konfigurasi OSPF melalui CLI
5.
Lakukan hal yang sama pada router lainnya.
6.
Tunggu beberapa saat. Kemudian jalankan perintah ping antar PC dan
pastikan semua terhubung dengan baik.
Berikutnya kita akan
menguji apakah paket data yang dikirim benar-benar melalui rute terpendek. Dalam
kasus ini cost tiap-tiap hubungan antar router dianggap sama pada
jaringan yang baru saja kita simulasikan sehingga kita hanya akan melihat dari
banyaknya router yang dilalui dan waktu rata-rata agar lebih mudah mengamatinya.
1.
Ping dari PC ‘192.168.3.2’ ke PC ‘192.168.6.2’. Catat waktu rata-rata
dan angka TTL-nya.
Gambar 6.3: Ping
2.
Hapus kabel pada jaringan ‘192.168.5.0/24’ kemudian ping dari PC
‘192.168.3.2’ ke PC ‘192.168.6.2’. Catat waktu rata-rata dan angka TTL-nya.
Gambar 6.4: Ping
3.
Hapus juga kabel pada jaringan ‘192.168.12.0/24’ kemudian ping dari PC
‘192.168.3.2’ ke PC ‘192.168.6.2’. Catat waktu rata-rata dan angka TTL-nya.
Gambar 6.5: Ping
Dari hasil percobaan
diperoleh data:
Langkah ke:
|
Angka TTL (Time to
Live)
|
Waktu rata-rata
|
1
|
125
|
175ms
|
2
|
123
|
220ms
|
3
|
121
|
303ms
|
Catatan:
TTL adalah banyaknya
lompatan (hop) yang masih bisa dilakukan sebelum suatu paket data dihapus. Makin
besar angka TTL berarti makin sedikit router yang telah dilalui paket data.
Makin kecil angka TTL berarti makin banyak router yang telah dilalui.
Sekarang coba hanya
kabel pada jaringan ‘192.168.12.0/24’ saja yang dihapus. Ping dari PC
‘192.168.3.2’ ke PC ‘192.168.6.2’. Angka TTL yang diperoleh adalah ‘125’. Ini
menunjukkan bahwa paket data dikirim via network terdekat yakni ‘192.168.5.0/24’
ketimbang network ‘192.168.5.0/24’ yang lebih jauh.
Gambar 6.6: Ping
Kesimpulan
Protokol routing OSPF
mengatur agar paket data yang dikirim melewati jalur dengan cost terkecil
sehingga pengiriman paket data lebih optimal.
Pengkabelan
Tujuan
Mempraktekkan crimping
kabel UTP.
Landasan Teori
Pemasangan kabel UTP
mengikuti aturan standar internasional.
§
EIA/TIA 568A
§
EIA/TIA 568B
Urutan warna pada
EIA/TIA 568A adalah:
Putih hijau, hijau,
putih oranye, biru, putih biru, oranye, putih coklat, coklat.
Urutan warna pada
EIA/TIA 568B adalah:
Putih oranye, oranye,
putih hijau, biru, putih biru, hijau, putih coklat, coklat.
§
Straight Through (untuk menghubungkan peralatan yang beda jenis)
§
Cross Over (untuk menghubungkan peralatan sejenis)
Pada Straight Through,
kedua ujung kabel memiliki urutan kabel yang sama yakni standar EIA/TIA 568A saja
atau standar EIA/TIA 568B saja. Standar EIA/TIA 568B banyak digunakan pada Straight
Through. Pada Cross Over, kedua ujung kabel memiliki urutan kabel yang berbeda yakni
ujung yang satu standar EIA/TIA 568A sedangkan ujung lainnya standar EIA/TIA
568B.
Alat dan Bahan
§
Tang Krimping.
§
Cable Tester.
§
Kabel UTP sepanjang 3 meter atau lebih.
§
Sepasang konektor RJ45 atau lebih.
Pengkabelan Twisted
Pair
Sekarang kita akan
melakukan crimping kabel UTP baik dengan cara pemasangan Straight Through maupun
cara pemasangan Cross Over.
Langkah kerja:
1.
Siapkan semua alat dan bahan.
2.
Potong kabel UTP secukupnya kira-kira 1,5 meter.
3.
Kuliti kedua ujung kabel secukupnya hingga kabel-kabel twisted pair di
dalamnya kira-kira cukup untuk dimasukkan ke pin RJ45.
Gambar 7.1: Kabel UTP
4.
Urutkan warna kabel sesuai dengan standar yang telah dijelaskan pada
landasan teori.
Urutan standar EIA/TIA 568A adalah:
Putih hijau, hijau, putih oranye, biru, putih biru, oranye, putih coklat, coklat.
Urutan standar EIA/TIA 568B adalah:
Putih oranye, oranye, putih hijau, biru, putih biru, hijau, putih coklat, coklat.
Ingat! Pada Straight through kedua ujung harus menggunakan urutan yang sama sedangkan pada Cross Over kedua ujung memiliki urutan yang berbeda.
Urutan standar EIA/TIA 568A adalah:
Putih hijau, hijau, putih oranye, biru, putih biru, oranye, putih coklat, coklat.
Urutan standar EIA/TIA 568B adalah:
Putih oranye, oranye, putih hijau, biru, putih biru, hijau, putih coklat, coklat.
Ingat! Pada Straight through kedua ujung harus menggunakan urutan yang sama sedangkan pada Cross Over kedua ujung memiliki urutan yang berbeda.
5.
Setelah diurutkan, ratakan dan masukkan pada pin RJ45. Perhatikan posisi
pin dan urutan warna kabel. Pin 1 ada di paling kiri dan urutan warna juga
dimulai dari kiri.
Gambar 7.2: Posisi Pin dan Urutan Kabel
6.
Pastikan kabelnya masuk dengan sempurna. Jika sudah, Krimping dengan
tang krimping.
7.
Uji dengan Cable Tester. Pada Straight Through nyala lampu indikator
berurutan berpasangan, sedangkan pada Cross Over nyala lampu indikator akan
berbeda karena urutan kabel pada ujung satunya berbeda.
Kesimpulan
Jika lampu indikator
pada cable tester menyala dengan benar, berarti kabel sudah dapat digunakan.
Jika masih ada lampu indikator yang padam berarti masih ada kesalahan pada
proses krimping sehingga kabel perlu dikrimping ulang.
Pengantar
Wireless
Tujuan
Mempraktekkan simulasi
jaringan wireless.
Landasan Teori
Jaringan wireless
mengacu pada tiap jenis jaringan komputer yang nirkabel, dan biasanya
berhubungan dengan jaringan telekomunikasi yang interkoneksi antar node-nya diimplementasikan
tanpa menggunakan kabel dengan device wireless sebagai penggantinya.
Tools
Packet Tracer 5.0
Jaringan Wireless
Sekarang kita akan
membuat simulasi jaringan wireless. Perhatikan skema jaringan pada gambar
berikut ini.
Gambar 8.1: Skema Jaringan
Langkah kerja:
1.
Siapkan 2 Server-PT, 2 Switch 2950-24, 2 Router 2811, 2 AccessPoint-PT,
2 WirelessRouter, dan 8 Wireless PC. Susun seperti pada gambar skema.
2.
Hubungkan jaringan berkabel seperti pada gambar skema dengan automatic
connection.
3.
Gunakan Network Address dan IP Address sesuai dengan informasi yang ada
pada gambar skema. Untuk wireless PC dekat wireless router, gunakan DHCP
sehingga tidak perlu mengatur IP Address karena akan diatur secara otomatis
oleh wireless router. Gunakan ketentuan-ketentuan berikut:
Default gateway x.x.x.1
DNS ‘207.77.0.2’ ‘http://www.dns.net’
Web ‘207.77.0.3’ ‘http://www.web.net’
IP Internet WR1 ‘207.77.2.2’
IP LAN WR1 ‘192.168.0.1’
IP Internet WR2 ‘207.77.2.3’
IP LAN WR2 ‘192.168.1.1’
Gambar 8.2: Contoh Setting IP Internet dan LAN pada Wireless Router
SSID WR1 ‘WR1’
WEP WR1 ‘3456789012’
SSID WR2 ‘WR2’
WEP WR2 ‘4567890123’
SSID AP1 ‘AP1’
WEP AP1 ‘1234567890’
SSID AP2 ‘AP2’
WEP AP2 ‘2345678901’
Default gateway x.x.x.1
DNS ‘207.77.0.2’ ‘http://www.dns.net’
Web ‘207.77.0.3’ ‘http://www.web.net’
IP Internet WR1 ‘207.77.2.2’
IP LAN WR1 ‘192.168.0.1’
IP Internet WR2 ‘207.77.2.3’
IP LAN WR2 ‘192.168.1.1’
Gambar 8.2: Contoh Setting IP Internet dan LAN pada Wireless Router
SSID WR1 ‘WR1’
WEP WR1 ‘3456789012’
SSID WR2 ‘WR2’
WEP WR2 ‘4567890123’
SSID AP1 ‘AP1’
WEP AP1 ‘1234567890’
SSID AP2 ‘AP2’
WEP AP2 ‘2345678901’
4.
Untuk wireless PC dekat Access Point, konfigurasi IP static seperti
biasa. Setelah itu pilih tab config, wireless. Isikan SSID dan WEP Key sesuai
dengan Access Point tujuan.
5.
Untuk wireless PC dekat Wireless Router, konfigurasi IP yang digunakan
adalah DHCP. Pilih tab config, wireless. Isikan SSID dan WEP Key sesuai dengan Wireless
Router tujuan. IP Configuration pilih DHCP.
Gambar 8.3: Contoh Konfigurasi IP Wireless PC
dengan DHCP
6.
Periksa masing-masing PC apakah sudah terhubung dengan internet atau
belum. Buka web browser pada tiap PC kemudian panggil ‘http://www.web.net’.
Jika tampil, berarti sudah terhubung dengan baik. Jika tidak, coba periksa DNS
atau pengalamatan IP. Jika perlu, coba restart Wireless Router, Access Point,
atau Wireless PC agar konfigurasi wireless-nya ter-update kemudian coba buka
kembali halaman tadi lewat web browser.
Kesimpulan
§
Jaringan nirkabel juga bisa terhubung ke jaringan berkabel.
§
Terdapat perbedaan antara jaringan nirkabel dengan jaringan berkabel. Perbedaannya
terletak pada penggunaan SSID dan WEP juga penggunaan DHCP.
Network
Service (XAMPP)
Tujuan
§
Mampu menggunakan network service.
§
Menggunakan XAMPP.
Landasan Teori
Network service
merupakan pondasi dari lingkungan komputing yang terdapat dalam jaringan. Secara
umum, network service ter-install pada satu atau beberapa server untuk
menyediakan sumberdaya yang digunakan bersama kepada komputer-komputer klien.
XAMPP adalah paket web
server gratisan yang open source dan cross-platform. Utamanya, dalam XAMPP
terdapat Apache HTTP Server, database MySQL, dan interpreter untuk script PHP
dan bahasa pemrograman Perl.
Software
§
XAMPP 1.7.1 Windows
§
Mozilla Firefox
Menggunakan XAMPP
XAMPP bisa diunduh di
situs apache friends: ’http://www.apachefriends.org/en/xampp.html’
Langkah kerja:
1.
Install XAMPP ke harddrive. Instalasinya cukup mudah hanya dengan
mengikuti petunjuknya.
2.
Setelah di-install, buka control panel lewat shortcut di desktop.
Gambar 9.1: XAMPP Control Panel
3.
Untuk menjalankan service yang diinginkan, checklist pada service yang
ada kemudian klik start maka akan muncul status ‘running’ setelah nama
service-nya.
4.
Buka web browser Anda misalnya Mozilla Firefox. Ketikkan alamat
‘http://localhost/’. Jika muncul halaman utama XAMPP, berarti sudah ter-install.
Pilih menu ‘phpinfo()’ untuk melihat informasi mengenai modul PHP yang
ter-install.
Gambar 9.2: Halaman Utama XAMPP pada Browser
5.
Kita akan mencoba mem-publish CMS Joomla pada Apache. Direktori untuk
dokumen web ada di folder ‘xampp/htdocs’. Dalam kasus ini, di ‘C:\xampp\htdocs\’.
Copy folder Joomla atau ekstrak archive-nya ke lokasi tersebut. Pada web
browser Anda, ketikkan alamat ‘http://localhost/Joomla/’. Jika tampil halaman
instalasi Joomla, berarti sudah dapat digunakan untuk mem-publish CMS berbasis
PHP.
Gambar 9.3: Menyalin CMS Joomla ke Web Root
Gambar 9.4: Halaman Instalasi Joomla
6.
Sekarang kita akan melihat database MySQL. Sebelumnya, kita konfigurasi
terlebih dahulu password untuk user root MySQL. Buka web browser Anda kemudian panggil ’http://localhost/security/xamppsecurity.php’.
Isikan password baru untuk root
kemudian klik ‘Password changing’.
Gambar 9.5: Mengatur Password MySQL
7.
Setelah mengatur password, kembali ke halaman utama XAMPP. Pilih menu
‘phpMyAdmin’ pada grup ‘Tools’. Akan muncul halaman login. Isikan username
dengan ‘root’ dan password dengan password yang telah dikonfigurasikan
sebelumnya. Setelah login, akan muncul halaman phpMyAdmin. Di sini kita bisa melakukan
management database MySQL.
Gambar
9.6: Halaman phpMyAdmin
8.
Sekarang kita akan
mencoba FTP FileZilla. Untuk melakukan administrasi, buka control panel XAMPP
kemudian klik ‘Admin...’ pada FileZilla. Muncul box diaolog untuk koneksi ke
server tujuan. Setelah itu, kita bisa melakukan pengaturan-pengaturan yang
diperlukan.
Gambar
9.7: Koneksi ke Server
9.
Saatnya mencoba FTP.
Buka explorer kemudian ketikkan alamat misalnya ‘ftp://127.0.0.1’. Akan tampil
isi dari folder pada node ‘127.0.0.1’.
Gambar
9.8: Memanggil 127.0.0.1 via FTP
Kesimpulan
Network service memberikan berbagai layanan
dalam jaringan. XAMPP misalnya, menyediakan web server untuk mem-publish web,
MySQL sebagai database-nya, dan FileZilla sebagai File Transfer Protocol-nya
untuk sharing file.
IPv6
(IP version 6)
Tujuan
§
Memahami IPv6.
§
Mempelajari implementasi IPv6 pada jaringan.
Landasan Teori
Panjang total IPv6
adalah 128-bit. Terdiri dari 8 blok berukuran 16-bit yang dapat dikonversi ke
dalam bilangan heksadesimal berukuran 4-digit.
Berikut ini adalah
contoh alamat IPv6:
2001:0140:ffff:0001:0000:0000:0000:0002
Alamat tersebut dapat
disederhanakan dengan menghilangkan banyak karakter 0 menjadi:
2001:140:ffff:1::2
Berbeda dari IPv4
dimana prefiksnya merujuk ke subnet mask, IPv6 memiliki prefiks yang tidak
merujuk kepada subnet mask karena IPv6 memang tidak mendukung subnet mask. Cara
penulisannya sama dengan IPv4. Contoh:
2001:140:ffff:1::2/64
Tools
Packet Tracer 5.0
Implementasi IPv6 pada Jaringan
Gambar 11.1: Skema Jaringan
Langkah kerja:
1.
Seperti biasa, siapkan device-device yang diperlukan yakni 6 PC-PT, 2
Server-PT, 4 Switch 2950-24, 1 Router 2811.
2.
Susun jaringan sesuai dengan skema pada gambar 11.1.
3.
Ketentuan-ketentuan:
Network yang digunakan adalah:
2001:140:ffff:1::0/64 default gateway 2001:140:ffff:1::1
2001:140:ffff:2::0/64 default gateway 2001:140:ffff:2::1
2001:140:ffff:3::0/64 default gateway 2001:140:ffff:3::1
2001:140:ffff:4::0/64 default gateway 2001:140:ffff:4::1
Server:
DNS 2001:140:ffff:1::2/64 www.dns.net
Web 2001:140:ffff:1::3/64 www.web.net
Network yang digunakan adalah:
2001:140:ffff:1::0/64 default gateway 2001:140:ffff:1::1
2001:140:ffff:2::0/64 default gateway 2001:140:ffff:2::1
2001:140:ffff:3::0/64 default gateway 2001:140:ffff:3::1
2001:140:ffff:4::0/64 default gateway 2001:140:ffff:4::1
Server:
DNS 2001:140:ffff:1::2/64 www.dns.net
Web 2001:140:ffff:1::3/64 www.web.net
4.
Konfigurasi IP masing-masing PC dengan IPv6. Caranya klik PC, pilih tab
config, settings. Pada groupbox Gateway/DNS IPv6, pilih opsi static kemudian
konfigurasikan IPv6 Gateway dan IPv6 DNS Server sesuai address yang telah
direncanakan sebelumnya. Kembali ke config, pilih FastEthernet. Pada groupbox
IPv6 Configuration, pilih opsi static kemudian konfigurasikan IPv6 Address.
Gambar 11.2a: Contoh Konfigurasi IPv6 pada PC
Gambar 11.2b: Contoh Konfigurasi IPv6 pada PC
5.
Konfigurasi Server dengan IPv6. Caranya hampir sama dengan konfigurasi
IPv6 pada PC. Klik server, config, settings, isikan IPv6 Gateway. Config, FastEthernet,
isikan IPv6 Address.
Gambar 11.3a: Contoh Konfigurasi IPv6 pada
Server
Gambar 11.4b: Contoh Konfigurasi IPv6 pada
Server
6.
Konfigurasi interface router dengan IPv6 lewat CLI. Berikut ini adalah contoh
perintah-perintahnya:
enable
conf t
interface fastethernet0/0
ipv6 address 2001:140:ffff:1::1/64
no shutdown
exit
interface fastethernet0/1
ipv6 address 2001:140:ffff:2::1/64
no shutdown
exit
interface ethernet0/0/0
ipv6 address 2001:140:ffff:3::1/64
no shutdown
exit
interface ethernet0/1/0
ipv6 address 2001:140:ffff:4::1/64
no shutdown
exit
Catatan:
Alamat interface harus disesuaikan dengan network yang terhubung.
enable
conf t
interface fastethernet0/0
ipv6 address 2001:140:ffff:1::1/64
no shutdown
exit
interface fastethernet0/1
ipv6 address 2001:140:ffff:2::1/64
no shutdown
exit
interface ethernet0/0/0
ipv6 address 2001:140:ffff:3::1/64
no shutdown
exit
interface ethernet0/1/0
ipv6 address 2001:140:ffff:4::1/64
no shutdown
exit
Catatan:
Alamat interface harus disesuaikan dengan network yang terhubung.
7.
Periksa lewat command prompt melalui perintah ping apakah setiap PC dan
server sudah terhubung dengan baik.
8.
Buka web browser PC kemudian panggil ‘http://www.web.net/’. Jika muncul
berarti sudah terhubung dengan baik. Lakukan pada setiap PC.
Kesimpulan
IPv6 memiliki panjang
total sebesar 128-bit sehingga bisa menampung lebih banyak host daripada IPv4
yang hanya 32-bit. Selain itu IPv6 juga menggunakan angka heksadesimal 4-digit
pada tiap bloknya untuk mempresentasikan nilainya. IPv6 merupakan cara
pengalamatan baru yang akan digunakan di masa depan.
Network
Utility (Network Scanner)
Tujuan
Menggunakan salah satu
software network utility yakni SoftPerfect Network Scanner.
Landasan Teori
Perangkat lunak
utility digunakan untuk mempermudah user dalam melakukan suatu task. Penggunaan
utility menjadi suatu pilihan yang penting jika suatu task sulit dikerjakan
secara manual. Misalnya, kita ingin memeriksa node mana saja yang sedang terhubung
dalam jaringan ‘192.168.1.0/24’. Kita bisa memeriksanya dengan cara mengetikkan
perintah ping pada command line diikuti IP Address dari node yang akan dicek.
Namun cara ini tidak efisien karena kita harus mengetikkan perintah ping satu
per satu.
Bagaimana jika jumlah
node dalam jaringan mencapai puluhan atau bahkan ratusan? Cara manual tidak
lagi efektif. Untuk itu diperlukan suatu perangkat lunak utility yang mampu
mempersingkat task tersebut.
Network Scanner dari
SoftPerfect adalah salah satu network utility yang mampu melakukan pemindaian
node berdasarkan range IP yang di-input. Selain itu kita juga bisa melihat
folder yang di-share oleh host dalam jaringan.
Program ini bisa diunduh
di situs SoftPerfect:
http://www.softperfect.com/products/networkscanner/
Tools
SoftPerfect Network Scanner
Menggunakan Network
Scanner
Kita akan memeriksa
jaringan ‘125.161.147.0/24’ menggunakan Network Scanner.
Langkah kerja:
1.
Jalankan aplikasi kemudian pilih Options lalu Program Options untuk
mengatur beberapa opsi.
Gambar 12.1: Memanggil dialog Options pada Network Scanner
2.
Pilih tab Additional kemudian atur opsi seperti gambar berikut ini
setelah itu klik OK. Pada opsi port, kita bisa menentukan port mana yang akan
dicek. dalam hal ini kita isikan port 80.
Gambar 12.2: Dialog Options
3.
Ketikkan range IP pada field IP Range misalnya '125.161.147.1' sampai
'125.161.147.254'. Kemudian klik start scanning. Program akan memindai IP
Address dari '125.161.147.1' sampai '125.161.147.254' kemudian menampilkan
daftar node yang sedang on-line.
Gambar 12.3: Memulai Pemindaian
4.
Tunggu beberapa saat. Setelah selesai scanning, akan muncul daftar IP
dari node yang sedang terhubung.
Gambar 12.4: Hasil Pemindaian
5.
Cari salah satu host yang terdapat shared folder kemudian pilih
foldernya.
Gambar 12.5: Shared Folder
6.
Akan terlihat isi folder tersebut pada explorer. Kita bisa menyalin file-file
dari dan ke folder itu layaknya menyalin file pada explorer.
Gambar 12.6: Shared Folder pada Explorer
7.
Selain mengakses shared folder, kita juga bisa membuka salah satu
komputer dari daftar yang ada via web http (port 80), ftp (port 21), atau
telnet (port 23). Namun itu tergantung status port-nya terbuka atau tidak.
Gambar 12.7: Open Computer
Kesimpulan
Network utility
memberikan kemudahan kepada pengguna dalam menyelesaikan suatu task. Network
Scanner misalnya, mampu melakukan pemindaian IP Address dengan range tertentu
sehingga tidak perlu lagi mengetikkan perintah ping berkali-kali pada command
prompt. Dengan nework utility, suatu task dalam jaringan dapat dilakukan secara
efisien.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar