Subnetting - Memecah Network Melalui Subnetmask
Kali
ini kita akan membahas sedikit mengenai subnetting. Dengan subnetting,
kita dapat menentukan jumlah host yang akan digunakan di dalam
jaringan. Apa manfaat menentukan banyaknya host di dalam suatu
jaringan? Banyak, salah satunya adalah mengefisiensikan penggunaan
resource yang digunakan untuk membroadcast ke jaringan. Bila kita hanya
punya 10 host, tapi subnetmask kita tidak kita set untuk hanya 10 host,
maka paket data yang masuk ke jaringan akan dibroadcast ke seluruh
alamat IP (host), walaupun host itu pada kenyataannya tidak pernah ada.
Oleh karena itu, maka kita perlu menggunakan subnetting untuk
mengefisiensikan penggunaan bandwitdh jaringan.
Bagaimana cara
memecah network menjadi subnetwork? Salah satunya menggunakan
subnetmask. Pada artikel ini, kita akan menggunakan IP v4 class C untuk
contohnya. Untuk memulai, mari kita buktikan nilai default dari IP
Class C. Untuk Class C bila tidak dibuat subnet, maka default
subnetmasknya adalah 255.255.255.0 dan jumlah maksimal host/clientnya
adalah 254 host. Mari kita buktikan dengan menghitungnya.
Misal sebuah network dengan alamat 192.168.0.0/24. Berapa
subnetmasknya? Subnet dapat dilihat dari angka /24 berarti subnetnya
adalah 24 bit. Karena alamat IP v.4 merupakan 32 bit dan dibagi menjadi
4 (setiap 8 bit dipisah menggunakan titik), jadi subnetnya adalah
255.255.255.0. Kok bisa? Mari kita sok tahu dikit.
IP = 32 bit = X.X.X.X
Setiap X mewakili 8 bit, bit = binary = nilai 0 atau 1
/24 berarti bit yang bernilai 1 ada 24 buah, ditulis dari kiri ke kanan
/24 = 11111111.11111111.11111111.00000000 = 255.255.255.0
Setiap X mewakili 8 bit, bit = binary = nilai 0 atau 1
/24 berarti bit yang bernilai 1 ada 24 buah, ditulis dari kiri ke kanan
/24 = 11111111.11111111.11111111.00000000 = 255.255.255.0
NB: pada kenyataannya, /xx atau disebut prefix tidak pernah
dituliskan saat kita mengonfigurasi IP untuk komputer. Karena komputer
sudah dapat menentukan prefix secara otomatis menggunakan subnetmask.
Misal, kita akan mengeset IP untuk client/host pada network 192.168.0.0/24,
maka yang perlu kita lakukan adalah menentukan alamat IP untuk host
(192.168.0.1 - 192.168.0.254), subnetmask default (255.255.255.0), dan
alamat default gateway serta alamat DNS servernya saja. Kita tidak
perlu menuliskan IP 192.168.0.x/24.
Kembali ke pokok bahasan, setelah diketahui subnet masknya, kita dapat menghitung jumlah hostnya dengan cara:
Jumlah Host = 2n - 2
Kenapa dikurangi 2? Karena digunakan untuk alamat network (biasanya host ke-0, untuk contoh ini maka alamat network = 192.168.0.0) dan alamat broadcast (biasanya host terakhir, untuk contoh ini maka alamat broadcast = 192.168.0.255). Berapa nilai n? n = banyaknya angka 0 pada subnetmask (angka 0 dihitung pada nilai binary bukan desimal). Pada contoh di atas, berarti n = 8. Jadi jumlah host adalah 28 - 2 = 256 - 2 = 254 host.
Jumlah Host = 2n - 2
Kenapa dikurangi 2? Karena digunakan untuk alamat network (biasanya host ke-0, untuk contoh ini maka alamat network = 192.168.0.0) dan alamat broadcast (biasanya host terakhir, untuk contoh ini maka alamat broadcast = 192.168.0.255). Berapa nilai n? n = banyaknya angka 0 pada subnetmask (angka 0 dihitung pada nilai binary bukan desimal). Pada contoh di atas, berarti n = 8. Jadi jumlah host adalah 28 - 2 = 256 - 2 = 254 host.
Jadi jaringan dengan subnetmask 255.255.255.0 mempunyai jumlah host
sebanyak 254 host. Pada tahap ini, terbukti bahwa IP class C bila tidak
disubnet, maka akan mempunyai jumlah host sebanyak 254 host. Lalu
bagaimana bila ternyata hanya terdapat 10 host saja? Seperti pernyataan
yang terdapat di paragraf pertama, akan terjadi banyak sekali
pemborosan. Di sinilah kegunaan subnetting.
Bila kita hanya mempunyai 10 host, maka kita dapat menggunakan
subnetmask 255.255.255.240 untuk mengefisiensikan jaringan kita.
Bagaimana cara mengetahuinya? Mari kita bersama-sama menghitungnya.
Jumlah Host = 2n - 2
10 <= 2n - 2
n = 4, diperoleh dari 2n - 2 yang mendekati 10
10 <= 2n - 2
n = 4, diperoleh dari 2n - 2 yang mendekati 10
n mewakili host portion pada subnetmask. Karena host portion yang
dipakai hanya 4, maka sisanya (4 bit) akan dipakai sebagai subnet
portion. Seperti yang telah kita ketahui, n merupakan jumlah angka 0
dari subnetmask, dihitung/ditulis dari kanan. Dengan demikian,
subnetmask subnetwork yang baru adalah 255.255.255.11110000 =
255.255.255.240.
NB: subnetmask dibagi menjadi 2 bagian, yaitu subnet portion
(diwakili dengan angka 1 pada nilai binary) dan host portion (diwakili
dengan angka 0 pada nilai binary). Untuk IP class C, nilai default
subnet portionnya adalah 24 bit, dan host portionnya adalah 8 bit.
Dengan subnetmask 255.255.255.240, berapakah jumlah host maksimal
dan berapa jumlah subnet yang dapat dibuat? Untuk menghitung jumlah
host, digunakan rumus 2n - 2, n kecil mewakili jumlah angka 0 pada host portion. Sedang untuk menghitung jumlah subnet, kita dapat menggunakan rumus 2N - 2 (menurut cisco), N mewakili jumlah angka 1 pada host portion.
NB: untuk mencari jumlah subnet, ada yang menggunakan rumus 2N
saja tanpa dikurangi 2. Hanya cisco yang mengurangkan dengan dua,
karena secara default router cisco tidak menggunakan subnet ke-0 (kalau
gak salah istilahnya "no ip subnet zero") dan subnet yang terakhir
digunakan untuk cadangan. Aku kurang paham tentang masalah ini.
Untuk contoh ini, maka klasifikasi jaringan yang baru adalah
Jumlah host/subnet = 2n - 2 = 24 - 2 = 14 host
Jumlah subnet = 2N - 2 = 24 - 2 = 14 subnet
Jumlah host/subnet = 2n - 2 = 24 - 2 = 14 host
Jumlah subnet = 2N - 2 = 24 - 2 = 14 subnet
Setelah kita menggunakan subnetmask 255.255.255.240, maka jaringan
kita telah terbagi menjadi 14 subnet dengan jumlah maksimal host per
subnet adalah 14 host. Lha kan Cuma ada 10 host doang? Ya gak papalah,
memboroskan bandwidth untuk 4 host, masih lebih irit bila dibandingkan
dengan 244 host, kan? Betul gak sih?
Klasifikasi jaringan 192.168.0.0/28
Subnet #0 (defaultnya tidak digunakan pada router cisco)
Alamat network = 192.168.0.0/28
Alamat host = 192.168.0.1/28 - 192.168.0.14/28
Alamat broadcast = 192.168.0.15/28
Subnet #1
Alamat network = 192.168.0.16/28
Alamat host = 192.168.0.17/28 - 192.168.0.30/28
Alamat broadcast = 192.168.0.31/28
Dan seterusnya...
Subnet #0 (defaultnya tidak digunakan pada router cisco)
Alamat network = 192.168.0.0/28
Alamat host = 192.168.0.1/28 - 192.168.0.14/28
Alamat broadcast = 192.168.0.15/28
Subnet #1
Alamat network = 192.168.0.16/28
Alamat host = 192.168.0.17/28 - 192.168.0.30/28
Alamat broadcast = 192.168.0.31/28
Dan seterusnya...
NB: prefik /28 diperoleh dari default value (24) ditambah dengan jumlah host portion yang digunakan untuk subnet portion (4).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar